Mata anak sering mengalami masalah minus tanpa orang tua sadari. Para orang tua harus waspada terhadap gejala awal. Kondisi ini muncul karena kebiasaan sehari-hari. Anak-anak menghabiskan banyak waktu di depan layar gadget. Hal itu memicu penglihatan kabur dari jarak jauh. Selain itu, faktor keturunan juga berperan besar. Dokter mata menyarankan pemeriksaan rutin sejak dini. Dengan begitu, orang tua bisa mencegah kerusakan lebih lanjut.
Anak sering memicingkan mata saat melihat objek jauh. Mereka mendekatkan wajah ke buku atau televisi. Kebiasaan ini menandakan penglihatan mulai terganggu. Selain itu, anak mengeluh sakit kepala setelah belajar lama. Mata mereka terasa lelah dan sering digosok. Orang tua perhatikan jika anak miringkan kepala saat menatap. Gejala seperti ini muncul pada usia sekolah dasar. Jadi, segera konsultasikan ke spesialis mata.
Untuk mencegah minus pada mata anak, kurangi waktu bermain gadget. Dorong anak beraktivitas di luar ruangan setiap hari. Cahaya alami membantu menjaga kesehatan penglihatan. Berikan makanan kaya vitamin A seperti wortel dan bayam. SMPIT Thariq Bin Ziyad menyelenggarakan program pemeriksaan mata siswa secara berkala. Selain itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berbagi panduan lengkap soal kesehatan mata anak.
Pemeriksaan dini membantu anak belajar lebih baik, terkadang guru di sekolah juga sering melaporkan anak kesulitan membaca papan tulis. Dengan pengobatan tepat, minus bisa dikendalikan. Orang tua berperan utama dalam menjaga mata anak tetap sehat. Mulai sekarang, amati perilaku anak sehari-hari. Jika gejala muncul, segera bertindak karena kesehatan mata memengaruhi prestasi akademik mereka.
Comments are closed